Jimak itu Miring apa Tegak?

Oleh : Cahyadi Takariawan
Kami bertujuh tengah mengedit naskah buku Tim Wildwest, setebal 700 halaman, yang rencana terbit menjelang Ramadhan besok. Masing-masing kami serius mencermati naskah yang telah dibagi-bagi dari awal. Suasana hening, karena harus cermat untuk mengoreksi agar tidak ada yang salah.
“Ustadz, kalau jimak itu miring apa tegak?” tiba-tiba Sujono, salah satu anggota tim, bertanya memecah keheningan
Kami semua kaget dengan pertanyaan itu.
“Masyaallah, kenapa harus ditanyakan Jon? Malu lah….” jawab saya.
“Saya tidak tahu yang benar Tadz…” jawab Sujono.
“Ya ampun, tergantung kebiasaan sajalah Jon…”, jawab Pak Budi Wiyarno.
“Lha biasanya antum melakukan sambil miring atau tiduran atau berdiri? Semua boleh, semua benar, tergantung selera”, tambah Pak Safril, Haeba berusaha memperjelas.
“Maksud saya, tulisan jimak itu pakai huruf miring italic, atau huruf tegak biasa? Itu kategori kata asing atau sudah menjadi kata serapan? Mana yang benar menurut kaidah PU EBI?” jawab Sujono.
“Woooooo…. Maksudnya cara menulis? Ngomong dong dari tadi….” jawab saya.
Ruang kerja jadi riuh rendah….. Masak Sujono sudah punya lima anak masih nanya jimak itu miring apa tegak…. Opo tumon……..
Yogyakarta 23 Maret 2020