Saat Kelelahan Menyapa

Saat Kelelahan Menyapa

Keberhasilan melakukan sesuatu adalah buah pemikiran yang tak ingin menyerah sebelum berusaha meski tak sempurna karena hanya Allah yang menyempurnakannya. (Ida Kusdiati)

**

Oleh: Ida Kusdiati

Pagi ini seperti biasa memulai hari dengan Bismillah, cuaca cukup cerah dengan langit yang bersapu awan tipis. Hemm … beberapa hari ini sibuk dengan penyusunan anggaran melalui aplikasi terbaru yang bikin jantung lumayan deg degan karena limit waktu yang ditetapkan disela WFH.

Namun hari ini jadwal piket kantor maka bergegas di pagi hari adalah keharusan agar tak kesiangan. Rencana hari ini menyelesaikan beberapa surat menyurat sekaligus evaluasi target yang belum terselesaikan.

Entah mengapa … kelelahan menerpa beberapa hari terakhir. Pekerjaan yang hanya dilakukan dengan duduk diam justru membuat fisik terasa penat.

Sampai di kantor terlihat para petani yang mulai sibuk dengan persiapan lahan. Tak kelihatan lelah dari wajah mereka namun justru terpancar optimisme dan kebahagiaan menyongsong musim tanam padi.

Subhanallah … terkadang kita memandang orang lain penuh kesulitan ternyata justru dari pemandangan yang ada di hadapan sebaliknya. Wajah-wajah cerah dengan semangat luar biasa membuat aku malu pada diri sendiri.

Kesederhanaan dan kesahajaan petani menjalani hidup mungkin itu yang membuat mereka bahagia dan tiada lelah Atau … ada juga yang berpendapat karena mereka tak pumya pilihan.

Teringat dulu saat bertugas di lapangan pernah bertanya pada salah seorang ibu petani, “Bu, kok saya lihat ibu happy banget ya bertani walau saya tahu Ibu dari subuh ndak ada istirahat, ntar sore turun lagi kan, Bu?”

Si Ibu tersenyum penuh kesahajaan dan menjawab, “ya mau gimana lagi, Nak ini yang Allah berikan maka terima saja dengan rasa syukur jalani semoga Allah berikan hasil panen yang melimpah.”

Sederhana banget jawabannya, namun menyentuh perasaanku. “Bersyukur” dari rasa itulah akan lahir energi yang tiada habis untuk kembali memulai dan menjalani hari dengan rutinitas yang sama.

Namun bedanya rasa syukur itu melahirkan semangat yang senantiasa terbarukan, karena dibalik semangat itu ada “pengharapan” pada Sang Pemilik Kuasa.

Kelelahan yang kurasakan hari ini coba kuevaluasi, mungkin karena aku kurang menyandarkan persoalan pada Sang Kuasa sehingga terasa berat.

Menghela napas dan tersenyum kecil, “alhamdulillah … telah diingatkan dengan kelelahan sesaat untuk kembali menuai nikmat umur.”

Menjalani hari dengan harapan segera sampai di penghujung malam menutup dengan bait do’a dan pengharapan agar esok kelelahan ini menjadi “momentum” membangun asa tak merugi dengan masa.

Dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman : “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq ayat 2-3).

Wallahu’alam

ruangkeluarga

Tinggalkan Balasan