Bagaimana Manusia Menghadapi Ujian Hidup?

Bagaimana Manusia Menghadapi Ujian Hidup?

Bagaimana Manusia dalam Menghadapi Ujian Hidup?

@ummu rochimah

Perjalanan kehidupan manusia tak akan pernah lepas dari ujian dan cobaan. Ujian dan cobaan adalah suatu keniscayaan bagi keimanan seseorang. Dalam QS. Al Ankabut ayat 2 Allah menyatakan : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”

Tak ada keimanan tanpa ujian. Begitu pun dengan saat ini, negeri kita dilanda berbagai macam ujian, semoga menandakan masih banyaknya orang yang beriman kepada Allah, sehingga Allah hadirkan ujian di berbagai sisi kehidupan.

Reaksi yang umum terjadi jika seseorang mendapatkan ujian biasanya adalah sedih.

Menurut KBBI, sedih merupakan perasaan sangat pilu dalam hati yang menimbulkan rasa susah. Goleman (1999:412) mengemukakan bahwa emosi kesedihan timbul dalam diri individu disebabkan oleh keadaan suasana hati yang sedih, suram, pedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi berat. Kesedihan merupakan hal wajar yang dialami oleh individu.

Dr. Elisabeth Kubler-Ross dalam bukunya yang berjudul On The Death and Dying (1969) menjelaskan lima tahap kesedihan, yaitu Denial-Anger-Bargaining-Depression-Acceptance atau biasa disebut Model Kuber-Ross.

Denial (Penolakan)

Tahap ini merupakan tahap penyangkalan atau penolakan, dimana individu menyangkal bahwa hal buruk telah terjadi. Individu berpura-pura bahwa tidak terjadi apapun, sehingga individu pada tahap ini akan menolak kesedihan. Contoh: Saya sudah terkonfirmasi positif covid, namun saya menolak fakta tersebut dengan berpura-pura bahwa saya sehat, hasil lab itu hoaks.

Anger (Marah)

Setelah menolak kesedihan, individu akan melampiaskan kesedihannya dalam bentuk marah. Saat marah, individu cenderung menyalahkan orang lain atau benda mati di sekitarnya. Individu akan merasakan kepedihan apabila diacuhkan saat menunjukkan rasa marahnya. Contoh: Saya menyalahkan orang lain sebagai penyebab hadirnya virus corona dalam tubuh saya.

Bargaining (Penawaran)

Pada tahap ini, individu akan melakukan penawaran terhadap kesedihan yang dialaminya. Individu berandai-andai kemungkinan yang seharusnya dilakukan sebelum hal buruk itu terjadi atau hal yang akan ia lakukan apabila hal buruk berhenti terjadi. Contoh: Saya berkata “andai saja begini…atau begitu… tentu hal ini tidak akan terjadi,”

Depression (Depresi/Tekanan)

Depresi dalam tahap ini bukanah depresi dalam artian gangguan mental, melainkan keadaan individu kembali ke realita. Individu merasa sangat tidak beruntung atas musibah yang dialami. Contoh: Saya mulai merasakan kesedihan dan selalu merenungi musibah yang menimpa diri.

Acceptance (Penerimaan)

Tahap terakhir adalah tahap penerimaan dimana individu menyadari bahwa yang hilang tidak dapat kembali lagi. Individu sadar bahwa ia harus melaluinya dan belajar atas musibah yang menimpanya dan ia tetap harus melanjutkan hidupnya dengan baik. Contoh: Saya menyadari diri saya sudah terpapar virus covid dan berpikir untuk segera mencari jalan kesembuhan.

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menjalani fase ke satu hingga ke empat, hingga akhirnya mampu sampai ke fase ke lima, acceptance(penerimaan). Ada yang butuh waktu sebentar, dalam hitungan menit, jam, atau hari. Namun ada juga orang yang butuh waktu lebih lama, dalam hitungan bulan, tahun bahkan ada yang selamanya.

Siapa saja mereka yang mengalami kesedihan, baru saja ditimpa musibah, kehilangan orang tercinta, diharapkan bisa sampai ke fase ke lima, tidak berhenti di fase ke empat saja.

Salah satu cara yang paling ampuh untuk meringkas masa menjalani fase-fase kesedihan itu adalah dengan mengizinkan dirinya untuk merasakan emosi kesedihan, mengatakan kepada dirinya, “Saya sedih dengan…. ” Ketika ia sudah mampu menerima dan mengizinkan dirinya dengan mengungkpan emosi ini, ia akan segera berpindah kepada fase lain, fase anger atau bargaining. Bahkan pada beberapa orang ada yang melewati fase-fase ini dalam waktu yang sangat singkat. Beberapa orang yang lain bahkan tidak perlu melewati fase depresi untuk mencapai fase ke lima.

Mendekat dengan Allah dan menyakini bahwa setiap helai daun yang jatuh di atas permukaaan bumi adalah atas seizin Pencipta-Nya akan membantu seseorang untuk dapat segera sampai pada fase acceptance, hingga dapat segera keluar dari kesedihan dan berpikir optimis untuk kebaikan hidup selanjutnya.

Ia tidak akan membiarkan dirinya larut dalam kesedihan, mengasihani diri sendiri dan merasa orang paling menderita sedunia. Ia akan segera tersadarkan dengan kondisi dirinya, untuk kemudian berusaha mencari solusi yang terbaik bagi dirinya.

Wallahu’alam

RS Darurat Covid 19
Wisma Atlet Kemayoran
Selasa, 26 Januari 2021

#harikeempat
#catatancovid19
#ayahadhi&ibuummu
#tower7_lantai27_kamar20

Sumber bacaan :
http://www.psikogenesis.com/2017/12/the-five-stage-of-grief-lima-tahap.html?m=1

Ummu Rochimah

Tinggalkan Balasan