Keterikatan Suami Istri, Sekuat Apa?

Keterikatan Suami Istri, Sekuat Apa?

Oleh : Cahyadi Takariawan

Pernikahan telah menyatukan seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam sebuah rumah tangga. Laki-laki dan perempuan yang sebelumnya tidak saling mengenal, berasal dari keluarga yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan mungkin daerah serta kultur yang berbeda. Mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, melewati berbagai macam dinamika, menghadapi tantangan, menempuh kesulitan, menembus kerumitan, sekaligus menikmati kebahagiaan halal yang Allah anugerahkan kepada mereka.

Mereka memerlukan keterikatan atau bonding yang membuat interaksi suami dan istri selalu nyaman, sekaligus bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga, sebesar dan seberat apapun tantangan dan persoalannya. Berikut beberapa jenis ikatan —yang berupa lapis-lapis— dalam kehidupan pernikahan.

1. IKATAN LEGAL FORMAL

Proses akad nikah, yang ditandai dengan ucapan ijab qabul, adalah ikatan legal formal yang terbentuk pertama kali antara suami dan istri. Buku nikah adalah bukti legal formal bahwa seorang lelaki dan seorang perempuan telah resmi dan sah menjadi sepasang suami istri. Perjanjian taklik yang diucapkan pengantin lelaki usai ijab qabul, menguatkan ikatan legal formal ini. Apalagi ketika mereka membuat dan menyepakati Perjanjian Pranikah alias Prenuptial Agreement.

2. IKATAN VISI DAN MOTIVASI

Ada ikatan yang sangat kuat antara suami dan istri, yaitu ketika mereka berdua memiliki kesamaan visi dan motivasi dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Visi surga adalah ikatan yang amat sangat fundamental, yang membuat suami istri selalu berkolaborasi secara positif untuk mewujudkannya. Motivasi ibadah, ikhlas karena Allah membuat suami istri selalu berada dalam koridor kebaikan dan ketaatan di sepanjang kehidupan berumah tangga. Karena menikah adalah ibadah terpanjang dalam kehidupan manusia.

3. IKATAN TUJUAN DAN HARAPAN

Setiap manusia memiliki tujuan dan harapan atau ekspektasi dalam membangun rumah tangga. Ketika suami dan isri berhasil menyatukan tujuan dan harapan, akan membuat ikatan mereka lebih kuat. Ada tujuan yang hendak mereka capai, ada harapan yang hendak mereka wujudkan secara bersama dalam kehidupan rumah tangga. Baik tujuan yang sangat mulia dan mendasar, sampai kepada tujuan yang praktis dan pragmatis. Ini akan menjadi ikatan yang semakin menguatkan hubungan suami dan istri.

4. IKATAN SPIRITUAL

Sebagai insan beriman, suami dan istri terikat dalam sisi spiritual, yaitu keimanan, ketaqwaan, serta ketaatan kepada Allah dan Rasul. Ikat pasangan anda dengan ikatan spiritual, dengan mengajaknya menjadi hamba yang salih salihah, rajin beribadah, melaksanakan kewajiban, meninggalkan larangan, saling mendoakan, saling menjaga dalam ketaatan. Ikatan spritual ini membuat suami dan istri terikat secara ruhaniyah atau batiniyah, dimana ruh mereka berada dalam ‘pihak’ yang sama —al arwahu junudun mujannadah.

5. IKATAN EMOSIONAL

Suami dan istri terikat secara emosional antara satu dengan yang lain. Mereka memiliki kehangatan dan kelekatan secara emosional, yang membuat selalu merasa dekat dan nyaman dalam menjalani kehidupan pernikahan. Ikatan emosional ini berupa perasaan dekat, perasaan memiliki, perasaan hangat dalam interaksi, tidak ada sekat dan hambatan dalam komunikasi. Dalam teori segitiga cinta Stenberg, ini disebut sebagai intimacy. Kenangan indah yang pernah dilewati bersama, menjadi bagian dari ikatan emosional antara suami dan istri.

6. IKATAN CINTA DAN KASIH SAYANG

Inilah ikatan ‘primitif’ yang paling sering menjadi alasan pernikahan. Lelaki dan perempuan bersepakat untuk menikah, karena “saya cinta kepada dia”, dan “saya sangat menyayanginya”. Maka banyak fenomena jatuh cinta, namun gagal untuk bangun cinta. Jatuh cinta membuat mereka ‘tergila-gila’ dan mengalami perasaan yang sangat bahagia. Namun ikatan ini lemah karena rasa cinta dan kasih sayang antara suami dan istri bercorak fluktiatif. Mudah berubah-ubah.

7. IKATAN REKREASIONAL

Suami dan istri juga terikat secara rekreasional, dimana mereka dihalalkan untuk bersenang-senang dan mengoptimalkan kesenangan. Tubuh perempuan adalah fasilitas yang Allah hadiahkan kepada laki-laki, tubuh laki-laki adalah fasilitas yang Allah berikan kepada perempuan, untuk saling bersenang-senang secara halal setelah menikah. Ikatan ini juga lemah, karena hanya bercorak kesenangan, yang terkadang tidak bisa didapatkan.

8. IKATAN KESEJIWAAN

Ikatan inilah yang sangat kuat. Di atas pondasi keimanan, ketaqwaan, di atas landasan visi dan motivasi, di atas rasa cinta dan kasih sayang, suami dan istri saling merajut kesejiwaan di antara mereka. Ada suasana persahabatan yang hebat, kebersamaan yang kuat, rasa kepemilikan yang mendalam, chemistry yang tepat, serta gairah yang menghidupkan jiwa mereka berdua. Mereka akan sanggup melewati suka duka bersama, melewati dinamika kehidupan rumah tangga, hingga akhir usia.

ruangkeluarga

Tinggalkan Balasan