Bangkit dari Keterpurukan Lewat Tulisan

Bangkit dari Keterpurukan Lewat Tulisan

.

Oleh : Cahyadi Takariawan

Now, after writing my book, I feel empowered, brave, courageous, and hopeful” –Elizabeth Antonucci.

Buku berjudul “Fractured: My Journey Back From Death and the Lessons I’ve Learned Along The Way” adalah sebuah memoar menarik yang mengeksplorasi anatomi ketakutan dan perjalanan berani penulisnya, Elizabeth Antonucci. Sebuah perjuangan besar menuju kesembuhan dan keutuhan diri yang sempat hilang.

Kehidupan Elizabeth Antonucci mungkin tampak indah bagi mereka yang tidak cukup dekat dengannya. Memiliki keluarga yang mencintainya, dikelilingi banyak teman, dan memiliki karier yang sukses. Tidak ada yang tahu luka, rasa sakit, dan kecemasan yang disembunyikan di dalam dirinya, bagaimana ia harus berjuang untuk menjaga agar orang-orang di sekitar tetap menyukainya.

Antonucci adalah sosok perempuan hebat dengan jiwa artistik, tetapi di saat yang sama ia adalah perempuan yang terjebak dalam kegelapan kehidupan yang dapat menghancurkan. Antonucci memulai tulisan dengan ungkapan, “Saya tidak memiliki banyak ketakutan dalam hidup. Orang-orang yang mengenal saya tahu, bahwa saya takut jembatan dan barang-barang parut di trotoar.”

I don’t have many true fears in life. People who know me know I’m terrified of bridges and those grated things in the sidewalk” –Elizabeth Antonucci.

Ia mengalami kecelakaan saat mobilnya terbalik dan berguling tujuh kali dan terlempar melalui sunroof, terhempas lima puluh kaki dari mobil. Pada 23 Oktober 2007, orang tuanya menerima telepon bahwa Antonucci tengah terbaring tak bernyawa di ruang ICU sebuah rumah sakit di Utah, “Segeralah ke sini, putri Anda tidak akan selamat.”

Antonucci mengalami  kehancuran, rasa sakit, ketakutan, bahkan keputusasaan. Saat terbaring lemah tanpa daya di rumah sakit, dan semua orang telah kehilangan harapan untuk kesembuhannya, ia membuat keputusan besar. Ternyata keputusan ini yang mempercepat kesembuhannya. Jiwanya tertolong.

Ia telah memutuskan untuk berdamai dengan semua luka dan kondisi fractured (retak, patah) yang dialami. Ia tuliskan pengalaman kehidupannya dalam buku, yang ternyata memberikan kekuatan spiritual untuk menjelani kehidupan selanjutnya. Kisah Antonucci memberikan inspirasi penting, bahwa semua manusia memiliki kekuatan untuk mengubah hidup mereka sendiri, dalam keputusan sadar yang bisa mereka buat.

Menulis Membuat Antonucci Menemukan Kehidupannya Kembali

Now, after writing my book, I feel empowered, brave, courageous, and hopeful. I have started working on two more books and have done a few speeches. The notes, emails, and responses I have heard have touched me to my core. They have proven to me how powerful my voice is and how much of an impact my story can have” –Elizabeth Antonucci

Proses menulis semua kejadian yang menakutkan, telah memberikan kekuatan spiritual bagi Antonucci. “Sekarang, setelah menulis buku saya, saya merasa berdaya, gagah, berani, dan penuh harapan”, ujar Elizabeth Antonucci. “Saya sudah mulai menulis dua buku lagi dan telah memaparkan di beberapa forum”, lanjutnya. Ini keputusan besar yang dibuat, untuk menerima dirinya seutuhnya, meskipun patah (fractured).

“Review pembaca, tanggapan melalui email, dan ulasan yang saya dengar telah menyentuh hati saya. Mereka telah membuktikan kepada saya betapa kuatnya suara saya dan seberapa besar pengaruh cerita saya”, lanjutnya. Rupa-rupanya respon positif pembaca membuat Antonucci merasa semakin percaya diri untuk bangkit dan melanjutkan kehidupannya.

Kita mendapatkan inpirasi dari Antonucci dalam berbagai sisi. Pertama, keputusan untuk menerima keadaan dirinya yang mengalami fraktur karena kecelakaan, secara sepenuhnya. Ia berdamai dengan luka, ketakutan, kecemasan dan rasa sakit yang mendera. Keputusan besar ini –bukan menolak dan meratapi nasib, membuat Antonucci mampu bangkit berdiri.

Kedua, keputusan untuk menuliskan kisah perjalanan kehidupannya melewati ambang kematian, menjadi pengalaman spiritual yang berharga bagi dirinya. Menulis membuatnya menjadi lebih percaya diri. Menulis membuatnya menemukan kekuatan dirinya kembali. Seorang Antonucci yang memiliki banyak keluarga dan teman yang mencintai —ia tak ingin mengecewakan mereka.

Bahan Bacaan

Colleen M. Story, 24 Inspiring and Encouraging Quotes for Writers, https://writingandwellness.com, 17 Desember 2018

Cahyadi Takariawan

Cahyadi Takariawan telah menulis lebih dari 50 judul buku yang sebagian besarnya bertema keluarga. Aktivitasnya saat ini selain menulis adalah menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan pelatihan di dalam dan luar negeri. Mendirikan Jogja Family Center (JFC) pada tahun 2000 sebagai kontribusi untuk mengokohkan keluarga Indonesia. Kini JFC bermetamorfosis menjadi Wonderful Family Institute. Beliau dapat diakses melalui Instagram @cahyadi_takariawan

Tinggalkan Balasan